Review Film: Sang Kyai

Bismillahirrohmanirrohiim...

Udah lumayan lama juga gak posting di dalem blog. kali ini ada materi yang cukup menarik juga jadi ane tulis aja dah.

Sang Kyai, sebuah film biopik tentang Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari Rohimahulloh. beliau adalah pendiri salah satu organisasi (bukan aliran lo ya..) keislaman terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama alias NU. masalah pemaennya silakan cari di mbah gugel hehehe... terlepas dari beberapa kekurangan film seperti jalan cerita yang kurang fokus ke KH Hayim Asyari dan beberapa kejanggalan lain, saya rasa film ini cukup enak untuk dinikmati, soalnya saya penikmat film bukan kritikus fim hehehe

Ikranegara Sebagai KH Hasyim Asyari


Adegan dibuka dengan seorang anak miskin yang ingin masuk ke pondok pesantren tebu ireng, di jaman itu kalo mau masuk pondok harus membawa bahan bahan pangan semacam beras, hewan ternak, hasil bumi, sebagai "jaminan" sewaktu hidup di pondok tebu ireng, jombang. calon santri tersebut ditolak oleh salah seorang murid KH Hasyim, namun muncul KH Hasyim Asyari dan menasehati pemuda tersebut bahwa rizki itu sesungguhnya Alloh lah yang mengaturnya. Mantaaap....

film pun berlanjut menceritakan bagaimana KH Hasyim ikut bekerja bersama para santri di sawah, juga kedekatan sang Kyai kepada para santri dengan berniat menikahkah santrinya dengan wanita pilihan santrinya tersebut. Hmm.. Pemeran KH Hasyim Asyari dengan sangat apik menggambarkan karakter teduh seorang guru besar yang mengayomi murid muridnya..



Adegan berikutnya adalah kedatangan tentara Jepang ke Jawa dan mulai menunjukkan gelagat menjajah, dimulai dari melarang pengibaran bendera merah putih dan melarang menyanyikan lagu Indonesia Raya. Puncaknya adalah penangkapan para Kyai yang menolak untuk melakukan Seikerei, ritual membungkuk ke arah Matahari setiap pagi sebagai penghormatan kepada dewa matahari.

KH Hasyim salah satunya. jepang tiba tiba dengan kempetai dan bala tentaranya menyerbu pesantren Tebu Ireng. para santri yang sedang sibuk membaca kitab terkejut dengan berondongan senapan Jepang ke arah pesantren. satu persatu para santri digiring berkumpul di depan masjid dan memaksa Kyai Hasyim untuk ikut tentara Jepang. Kyai Hasyim mati matian dipertahankan oleh anak anaknya dan para santri. seorang santri kemudian naik ke balkon pesantren sambil membawa bendera merah putih kemudian berteriak

 "Merdeka! Allohu Akbar!!!"
Jepang Ujug2 Nyelonong

Para santri pun merangsek melawan, namun berondongan senapan mesin kembali menyiutkan nyali mereka. Adegan berikutnya membuat saya sangat emosi, bahkan gigi saya tanpa sadar bergemeletuk menahan amarah. dimana para santri yang sedang berjongkok disiram dengan bensin, kemudian Jepang mengancam akan membakar mereka jika sang Kyai tidak ikut. akhirnya KH Hasyim dengan bijak memilih untuk ditangkap oleh Jepang.
Adegan paling bikin esmosi

KH Hasyim dipaksa untuk menandatangani surat yang menyatakan dia mengaku salah tidak melakukan seikerei. tentu saja Kyai Hasyim menolak. Kyai hasyim pun disiksa oleh jepang, jari jemarinya dipukuli oleh jepang dan suaranya diperdengarkan ke luar dimana para santri Kyai Hasyim menunggu agar Kyai dibebaskan.

Para santri yang marah kemudian berusaha merangsek masuk markas tentara jepang, namun dengan mudah jepang mengusir mereka dengan menembaki santri santri tersebut. mereka tewas berguguran di ujung senapan Jepang.


Melihat situasi yang tidak kondusif, KH Wahid Hasyim, anak KH Hasyim Asyari kemudian mencoba menempuh jalan diplomasi. Wahid Hasyim menyuruh para santri untuk duduk dan bersholawat di depan tempat dimana KH Hasyim ditahan. sementara itu beliau pergi ke Jakarta untuk melobi petinggi Jepang dan beberapa orang Jepang Muslim untuk membebaskan para Kyai dari penahanan tentara Jepang.

Petinggi Jepang
lobi ini berhasil, namun jepang mengajukan syarat agar para Kyai ini dimanfaatkan untuk menyuruh rakyat meningkatkan produksi pertanian yang kemudian diangkut oleh tentara Jepang.

film ini kemudian berkutat pada konflik internal dan perlawanan rakyat kepada jepang. Puncaknya adalah ketika Jepang menyerah kepada sekutu rakyat bersama barisan santri (Laskar Hisboellah) menyerbu markas tentara jepang. kata kata yang paling saya ingat adalah
"kanapa masih disini? mulio mulih!"
dan terkuaklah kekejaman lain tentara jepang. wanita wanita dengan kondisi mengenaskan akibat dijadikan budak seks oleh tentara Jepang.

Laskar Hisboellah meminta doa restu

KH Hasyim berperan besar mengeluarkan resolusi Jihad dan membakar semangat rakyat surabaya untuk berperang melawan sekutu. dengan fatwanya tersebut ribuan rakyat dan barisan santri bahu membahu mengangkat senjata mengusir penjajah dari bumi Indonesia.

adegan perang yang cukup dahsyat dan sangat apik. serasa nonton film hollywood. apalagi ditambah dengan pisuhan khas surabaya ketika arek2 surabaya berperang menambah cantiknya film ini.

Jancook Asu Yo Kon!

adegan ditutup ketika beberapa utusan jendral sudirman datang meminta restu untuk bergerilya melawan belanda dalam agresi militer belanda II. Sebelumnya juga dalam kondisi lemah dan sakit sakitan Hadratussyaikh meminta kepada anaknya agar diajari cara menembak yang benar. Kyai Hasyim ingin agar setidak tidaknya ia bisa membela diri apabila belanda datang ke pesantrennya tersebut.

Keluarnya Fatwa Jihad melawan Penjajah

Ketika utusan utusan jendral sudirman datang dan mencium tangan sang Kyai yang sedang duduk. maka wafatlah Kyai Hasyim Asyari. Beliau kemudian dimakamkan dan ditangisi oleh ribuan umat Islam yang mencintai Beliau.

Sebuah film yang sangat apik. berkali kali saya terharu, merinding, kesal, emosi, ketika menonton film ini. disini digambarkan bagaimana perjuangan seorang Kyai Sepuh dalam melawan penjajah. Juga menggambarkan sosok sang Kyai sebagai pejuang sejati, orang yang memegang teguh prinsip dan akidahnya. Sebuah fil yang mengangkat tema yang sudah mulai terlupakan, perjuangan umat islam dalam berjihad mengusir bangsa Asing. Kisah romantisme juga digambarkan dalam film ini lewat murid muridnya yang juga ikut berjuang mengusir penjajah. layak tonton deh pokoknya....

Sang Pejuang Sejati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar