14 hari bersama jepun 2: kenapa saya jadi relawan?

Bismillahirrohmanirrohim...

Nah, ini seri kedua catatan saya selama jadi relawan IIWC. untuk tahu apa itu IIWC bisa diliat dimari.

mengapa saya ikut program workcamp di tegalrejo?

kalau boleh mengutip buku Nasional.Is.Me nya Pandji, faktor why (mengapa) ini bagi saya amatlah penting. karena dengan kekuatan why seseorang mampu menjelaskan alasannya menjalankan sebuah pekerjaan, bahkan mengajak orang lain untuk mengikuti apa yang dia lakukan. sedangkan faktor how (Bagaimana)
lebih bersifat teknis, seperti bagaimana saya mencapai ini dan itu, bagaimana cara saya mencapai prestasi anu dan anu. dengan faktor why yang kuat dijamin seorang pemimpin akan banyak mendapatkan pengikut, faktor why yang kuat juga akan membuat orang terinspirasi lebih dalam ketimbang faktor how. itulah mengapa pidato dari DR. Martin Luther Jr berjudul I HAVE A DREAM, bukan I HAVE A PLAN.

paling tidak ada tiga alasan besar mengapa saya rela terjun jadi relawan di tegalrejo. cerita awalnya sederhana, diajak teman, dan mengiming imingi mendapat teman orang asing (dalam hal ini Jepang). maka berangkatlah saya mengikuti workcamp pertama di tegal rejo tahun lalu.

Bermain Bersama anak anak
Alasan pertama : Bohong jika saya berkata saya tidak senang mendapat teman orang asing, apalagi orang jepang yang notabene populer di kalangan anak muda Indonesia jaman sekarang. bohong juga kalau saya berkata tidak ada niat membanggakan diri dihadapan teman saya lainnya. namun yang jujur adalah ini bukan alasan terpenting dan bukan tujuan utama saya.

 kedua, kemampuan bahasa inggris saya buruk mendekati ancur mina. atau dengan kata lain asal nguap. saya ingin mengasah kemampuan berbahasa inggris saya langsung dengan bercakap cakap dengan orang asing, terutama yang sebaya. meskipun tidak dengan native speaker inggris namun lumayan untuk menambah ilmu dan kosakata.

Terakhir, alasan ketiga, alasan inilah yang menurut saya paling penting dibandingkan alasan alasan lainnya. ketika saya membaca jobdesk dan latar belakang tempat saya akan diterjunkan nantinya, serta tugas tugas saya, saya sedikit tertegun. tugas utamanya adalah membimbing anak anak yang hidup di lingkungan Prostitusi terbesar di kabupaten Semarang..

Waw, Prostitusi..

Passion saya sejak lama adalah mengajar dan mendidik anak anak. saya suka dunia anak anak. saya mencintai mereka, cara mereka bersikap dan menghadapi dunia. saya juga percaya bahwa jalan terbaik untuk membangun sebuah bangsa bukan lewat revolusi, demonstrasi, bunuh bunuhan, dan lain sebagainya. cara terbaik adalah lewat pendidikan yang layak, yang berkualitas, dan yang membumi.

masalah paling klasik di negeri tercinta ini adalah pendidikan yang tidak menyeluruh. belum menyentuh seluruh rakyat. memang pendidikan adalah tugas konstitusi sebuah negara, namun sejatinya mendidik adalah kewajiban setiap orang terdidik. maka berbekal tekad kuat saya memberanikan diri untuk menjadi relawan di Tegalrejo.

Alam sekitar tegalrejo
tegalrejo adalah wilayah bronx, wilayah yang kumuh, tinggi tingkat kriminalitasnya. sejak kali pertama saya datang disana saya disuguhkan oleh pemandangan cukup mengejutkan, dimana para PSK berkeliaran disiang hari dengan pakaian minim. lebih terkejut lagi adalah ketika saya melihat kondisi anak anak di tegalrejo yang sangat hiperaktif, bader alias bandel, terbiasa berteriak dan membentak bahkan tak jarang berkata kasar dan jorok. hmm... tugas yang cukup berat... jika saya melihat indahnya alam di sekitar tegalrejo, saya tidak percaya bahwa dibalik perbukitan ada tempat prostitusi terbesar di Kab. Semarang.

belum lagi kondisi relawan asing perempuan yang tinggal disana juga cukup mengundang bahaya. pokoknya serunya komplit. kami relawan Indonesia harus bekerja dobel, mendidik dan mengajak bermain anak anak serta menjaga para relawan asing disana mengingat lingkungan yang sangat tidak kondusif sebagai tempat tinggal. namun bukan orang Jepang namanya jika menyerah, saya salut dengan mereka yang meskipun kondisi Indonesia sangat panas bagi mereka bahkan hampir pingsan akibat sengatan matahari tetapi mereka tetap semangat pergi ke SD setempat untuk mengajar dan bermain bersama disana.

perlahan saya akhirnya mengerti mengapa anak anak di tegalrejo begitu "liar". mereka kadang sangat manja kepada kami. saya senang sekali bisa mengajarkan PR kepada mereka tiap malam. ketika saya sholat mereka bahkan mengikuti saya ke masjid, hahaha. bermain bersama adalah hal yang menyenangkan hati saya. mereka bergelendot manja di punggung saya, berebut minta digendong. saya akhirnya tahu bahwa mereka benar benar rindu akan sosok kakak yang bisa membimbing dan menjaga mereka. mereka haus akan kasih sayang dari orang orang terdekat mereka. anak anak memang harus belajar, namun mereka tidak boleh lupa kewajiban utama mereka, Bermain...

ah, kali ini saya kembali ke tegalrejo, menjadi relawan disana bersama 6 relawan Jepang. saya selalu berdoa dan berharap semoga usaha saya yang kecil ini bermanfaat bagi anak anak disana. sekarang mereka jadi jauh lebih sopan, jauh lebih rajin, dan jauh lebih baik daripada setengah tahun yang lalu, ketika saya pertama pergi kesana......
Mengajar di SD

4 komentar: